Teknologi koneksi USB terus
berevolusi menjadi lebih baik dengan menawarkan kecepatan berlipat kali
sejak diperkenalkan tahun 1996. Ketika sistem USB 2.0 sudah tak
sanggup lagi memenuhi tuntutan arus data yang semakin tinggi,
dimunculkanlah standar penerus yang kini dikenal dengan nama USB 3.0.
Jika sebelumnya USB 2.0 dikenal dengan istilah "High-Speed USB", USB 3.0 kini muncul dengan istilah “SuperSpeed”. Artinya, teknologi ini lebih cepat dari generasi sebelumnya. Pada teknologi USB 2.0, kecepatan transfer data maksimal yang bisa bisa dicapai sebesar 480 Mbps (megabit per second) atau sekitar 60 MB/detik. Kecepatan seperti ini awalnya sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas data saat itu. Namun seiring tinginya kebutuhan bandwidth data yang semakin besar (seperti proses HDTV), USB 2.0 menjadi tampak lamban.
Perbaikan
selanjutnya menghasilkan standar USB 3.0. Standar ini memiliki
kecepatan 3200 Mbps (3,2 Gbps) (dengan kecepatan teoritis sebesar 4,8
Gbps/600 MB/detik). Nilai ini 10x lebih pesat daripada USB 2.0. Untuk
mencapai peningkatan transfer data yang signifikan ini, sistem baca dan
tulis pada USB 3.0 dibuat 2 arah secara bersamaan (bi-directional),
sesuatu yang belum bisa dilakukan oleh teknologi USB 2.0.
Port USB 3.0 tipe A (atas) yang masih mirip dengan USB lama tapi dengan kode warna biru dan tipe B (tengah) serta Micro-B (bawah) dengan bentuk yang agak berbeda dengan soket sebelumnya.
Meskipun sebagai pendatang baru, standar USB 3.0 tetap mengizinkan akses ke perangkat USB 2.0 melalui port barunya (backward compatible). Namun tentu saja kinerja perangkat USB 2.0 tak akan meningkat secara signifikan memanfaatkan jalur USB 3.0 ini. Pengalaman kami membuktikan bahwa kinerja peranti USB 2.0 di port USB 3.0 bisa naik menjadi sekitar 5-10%. Yang perlu diingat, bentuk fisik port USB 3.0 akan sama dengan USB 2.0 (port tipe A). Namun terdapat 4 jalur kabel tambahan sehingga jalur kabel USB 3.0 total mencapai 9.
Di samping keuntungan
pada kecepatan yang lebih baik ternyata USB 3.0 juga
masih menyimpan sedikit kekurangan. Beberapa di antaranya adalah
keterbatasan panjang kabel yang hanya 3 meter maksimal (ideal). Ini
berbeda dengan panjang pada teknologi USB 2.0, yang membolehkan
panjang kabel maksimal sebesar 5 meter. Minus lainnya muncul dari
keberadaan peranti harddisk magnetik yang kinerjanya tergantung
pada kecepatan cakram/disk yang diusungnya. Bagaimana pun juga,
teknologi USB 3.0 telah membawa perbaikan yang memang ditunggu di tengah
kebutuhan tranportasi data digital yang kian besar.
Sumber : Dany Prasetyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Pesan Anda