Runing Text

--- > Tahun Baru Hijriah 1437 H Gerbang Menuju Perubahan Menjadi Insan Yang Lebih Amanah dan Beriman...Buat Perubahan Agar Indonesia Bisa Lebih Baik <---

22 Maret 2011

Mencari Solusi Mengatasi Banjir di Samarinda

Samarinda sudah menjadi langganan banjir. Terutama pada saat musim hujan tiba. Lebih parah lagi ditambah dengan pasangnya air sungai akibat gravitasi bulan, mengakibatkan genangan air dimana-mana.
Kondisi ini semakin diperparah dengan drainase yang tidak memadai sehingga air tidak cepat mengalir ke sungai.
Pemerintah seharusnya dapat segera bertindak tegas dan cepat untuk mengatasi masalah banjir yang sudah menjadi masalah klasik sejak tahun 2007. Pergantian tampuk pimpinan (Kepala Daerah) sepertinya masih belum mampu membuktikan keseriusan dalam menangani masalah banjir.

Beberapa janji dari instansi terkait dan pemerintah bahkan Walikota semua hanyut bersama derasnya arus banjir yang setiap musim hujan dan pasang air menimpa warga Samarinda. Bukan hanya warga pinggiran sungai saja yang terkena dampaknya. Tetapi warga perumahan elit pun merasakan akibat dari banjir.

Menurut saya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi masalah banjir di Samarinda.
Pertama, masalah infrastruktur saluran air (drainase) yang harus diperhatikan. Saat ini kebanyakan saluran air (parit) semakin menyempit akibat pelebaran jalan. Perumahan-perumahan baru hanya membuat parit kecil sebagai saluran pembuangan air. Apabila parit ini diperlebar, maka akan mempercepat jalan air menuju sungai dan mengurangi genangan air.
Kedua, kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Perlunya sosialisasi yang rutin untuk menanamkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Ketiga, perlunya melakukan pengerukan sungai-sungai kecil dan besar agar bisa menampung jumlah air yang datang dari daerah-daerah dataran lebih tinggi.
Keempat, pengawasan terhadap pembukaan lahan baru baik untuk pengembangan pembangunan atau lahan pertanian agar menaati kaidah kelestarian lingkungan. Banyaknya penebangan pohon dan penutupan daerah resapan air membuat tempat penampungan air tidak ada dan otomatis akan menimbulkan banjir dimana-mana.
Kelima, memperketat pengawasan AMDAL bagi perusahaan batu bara atau yang lainnya sehingga dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan tidak mengakibatkan kerugian bagi warga sekitar.

Hal tersebut hanya sebagian kecil dari beberapa penyebab banjir yang melanda kota Samarinda. Saya mengharapkan agar kita bisa bersama-sama melakukan pelestarian alam dan saya juga berharap agar pemerintah dapat memberikan solusi nyata untuk menghadapi masalah ini. 
Mudah-mudahan ini bisa menjadi renungan bagi kita semua warga Samarinda untuk dapat hidup ramah lingkungan dan selalu menjaga kelestarian alam. Semua ini bukan untuk saat ini saja, tetapi untuk generasi penerus kita kelak.

1 komentar:

  1. Dari Samarinda, ya Mas? Akhir tahun 1998 s/d awal tahun 1999 saya pernah tinggal di Samarinda. Saya ke Samarinda pas dengan saat pembukaan Mal Lembuswana. Sekarang, saya kurang tahu kondisi Samarinda seperti apa. Ternyata punya problem banjir, ya sekarang? Dulu waktu saya disana sungai memang sering meluap kalau lagi hujan. Semoga problem banjirnya segera bisa diatasi, Mas.

    BalasHapus

Silahkan Tinggalkan Pesan Anda